Tak habisnya di setiap tahun Raditya Dika bertemu dengan para
penggemarnya lewat film yang ia buat. Dan tak pernah mati, film-film Raditya
Dika selalu berada di angka yang cukup fantastis dalam raihan penonton. Faktor
kepiawaiannya dalam memberikan canda tawa kepada penggemarnya yang membuat
film-filmnya laris manis di pasaran. Sehingga, tak salah jika Raditya Dika bisa
menjadi sebuah brand dalam perfilman Indonesia.
Mengejutkan, ketika biasanya Raditya Dika bekerjasama dengan Star
Vision di setiap filmnya, kali ini Raditya Dika bisa menggaet rumah produksi
Soraya Intercine Films sebagai naungannya. Dan mengagetkan pula, Raditya Dika
diberi kesempatan untuk sekali lagi mengarahkan dan menulis naskah untuk
filmnya sendiri. Single, karya
terbaru miliknya ini masih menggunakan dirinya sebagai pemeran utamanya dan
komedi sebagai pilihan genre-nya.
Raditya Dika masih menggunakan formula yang sama di setiap filmnya.
Patah hati, kesepian, dan perjuangan untuk mendapatkan kekasih yang diolah dan
diperlihatkan kesedihan mereka dengan beberapa candaan dan celaan yang bisa
mengundang tawa penontonnya. Single
pun masih ditangani secara sama oleh Raditya Dika. Hanya saja, Single tampil begitu prima dan sangat
menonjol dibandingkan karya-karya milik Raditya Dika sebelumnya.
Ebi (Raditya Dika), seorang pejuang cinta yang sedang berkelana
mencari seorang dambaan hati. Banyak sekali cara yang dilakukan oleh Ebi untuk
berkenalan dengan banyak gadis berparas cantik tetapi tak ada satu pun yang
bisa ditaklukkan olehnya. Ebi dibantu oleh teman-temannya, Victor (Babe Cabita)
dan Wawan (Pandji Pragiwaksono) di setiap kisah perjuangannya mendapatkan
kekasih. Ketika Ebi mulai lelah, dia pun bertemu dengan seorang wanita cantik.
Wanita cantik itu benama Angel (Anissa Rawles), teman satu komplek kos
yang didiami Ebi dan teman-temannya. Ebi pun terpanah asmara oleh pandangan
Angel yang cantik bak bidadari. Ebi pun jatuh cinta dan berjuang keras agar
Angel tak luput dari pandangannya. Tetapi, perjuangan Ebi tak semudah itu. Dia
harus berhadapan dengan Alva (Chandra Liow), pria yang dianggap kakak oleh
Angel. Alva sudah menyukai Angel sejak kecil dan tak pernah menjadi kekasihnya.
Ebi dan Alva bermusuhan untuk mendapatkan hati Angel.
Cerita yang diangkat oleh Raditya Dika pun masih sama dengan beberapa
film yang dia bintangi atau yang dia buat. Tetapi, cerita-cerita picisan
seperti inilah zona yang selalu bisa Raditya Dika mainkan. Bisa jadi, Raditya
Dika adalah raja dari zona cerita kisah perjuangan cinta beserta
kalimat-kalimat mutiara moderen tentang cinta. Sehingga tak salah jika Single masih menggunakan formula yang
repetitif dari Raditya Dika sebagai empunya fim ini.
I?tikad baik dari Raditya Dika di film ini adalah ketika Single digunakan sebagai medium koreksi
dari kesalahan-kesalahan karya terdahulu yang dia buat. Raditya Dika belajar
dari kesalahan dan ketika Soraya Intercine Films mempercayakan proyek ini
sepenuhnya kepada Raditya Dika, dia tak mau membuat kesempatan ini sia-sia.
Alhasil, Single menjadi sebuah sajian
komedi cinta tentang lelaki tuna asmara yang bermain secara apik.
Poin unggul dari Single
adalah naskah yang ditulis dari Raditya Dika. Bagaimana Dika berhasil
berkembang dalam menulis naskah untuk proyek terbarunya. Memiliki banyak sekali
storyline yang sebenarnya keluar dari
zona aman tetapi tak lupa formula lama yang dia usung. Beruntungnya, formula
usang yang dia gunakan di film terbarunya bisa terkesan menyenangkan dan lebih
dinamis ketimbang film-film sebelumnya. Dan hal inilah yang membuat film Single memiliki keunggulan dari
karya-karya sebelumnya.
Penyakit lama yang biasa diidap oleh film-film garapan Raditya Dika
adalah inkonsistensi dari persebaran humor yang ada di dalam filmnya. Single memang tak bisa lepas dari
penyakit itu, hanya saja prosentase inkonsistensi itu tak terlalu banyak
sehingga Single mampu berjalan lancar
untuk menghibur penontonnya. Guyonan milik Dika yang ada di film Single pun bisa dibilang naik tingkat.
Tak hanya bermodal humor slapstik, tetapi ada beberapa humor pintar yang
terkesan murahan.
Film Single ini pun terasa
beda karena Raditya Dika memberikan sebuah drama keluarga yang hangat. Ini
adalah sebuah turning point dari film
Raditya Dika yang biasanya hanya mengumbar hura-hura dan kegalauan luar biasa.
Dan selalu, Soraya Intercine Films bisa membuat film-film yang ada di bawah
naungannya menjadi film yang terlihat megah. Dan hal itulah poin lain yang
membuat film Single arahan Raditya
Dika ini terlihat sangat berbeda dan lebih menonjol ketimbang karya lainnya.
Pun, dipermanis dengan anthem patah
hati baru dari Geisha yang dengan mudah terinseminasi ke dalam otak
penontonnya. Ya, film Single memiliki
sebuah soundtrack antemik yang dapat
mengingatkan penontonnya ketika selesai menonton film ini. Soundtrack itu
tampil ke dalam sebuah adegan yang terasa menjemukan, tetapi entah kenapa
Raditya Dika memiliki arahan kuat yang bisa membuat adegan itu terasa
menyenangkan untuk diikuti. Seperti mengikuti hidup Ebi yang sedang merana dan
berjuang untuk mendapatkan cintanya.
Maka tak salah, jika film Single
dari Raditya Dika lagi-lagi akan mencetak angka fantastis dalam raihan
penontonnya. Raditya Dika memiliki kans yang besar untuk mendapatkan sorotan
dari para penonton dan penonton tak akan merasa kecewa setelah menonton film
ini. Film Single adalah bukti dari
kedigdayaan Raditya Dika dalam mengarahkan sebuah film. Raditya Dika berhasil
mengoreksi setiap kesalahan yang dia buat dan meminimalisir hal itu ke dalam
film Single. Meskipun, beberapa penyakit
lama masih ada di dalam film ini. Akan tetapi film Single punya banyak poin unggul.
No comments:
Post a Comment