Menjadi
salah satu penulis termahsur di eranya, R.L. Stine menuliskan cerita misteri
pengantar tidur untuk anak-anak, Goosebumps.
Karya milik R.L. Stine ini memiliki beberapa seri yang berbeda di setiap
bukunya. Pun, buku milik R.L. Stine ini pernah diangkat menjadi sebuah serial
televisi di tahun 1995. Karyanya yang tak pernah lekang oleh waktu ini
dimanfaatkan oleh Sony Pictures untuk
diangkat menjadi sebuah film layar lebar di tahun 2015 ini.
Goosebumps diangkat menjadi sebuah
gambar bergerak dengan durasi 100 menit dan diarahkan oleh Rob Letterman.
Dibintangi oleh Jack Black, film Goosebumps
pun menjadi sebuah film adaptasi yang berbeda. Goosebumps tak didasari atas cerita dari salah satu buku yang
ditulis oleh R.L. Stine. Rob Letterman memutuskan untuk membuat Goosebumps sebagai sebuah tribut untuk
karya R.L. Stine yang sudah menemani generasi 90an dan diperkenalkan kembali
kepada generasi millenium.
Membuat
cerita sendiri di atas buku-buku R.L. Stine bukan berarti malah membuat Goosebumps kehilangan charm-nya menjadi sebuah film yang
menarik. Tak perlu terlalu ambisius untuk mengadaptasi salah satu cerita dari
bukunya, bersama Darren Lenke sebagai penulis naskah, Goosebumps berubah dari cerita misteri menjadi sebuah cerita
fantasi. Film arahan Rob Letterman ini pun tak disangka menjadi sebuah film yang sangat menyenangkan untuk diikuti.
Zach
(Dylan Minnette) dan ibunya, Gale (Amy Ryan) baru saja pindah dari New York ke
sebuah kota kecil. Dia masih berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya, apalagi ketika kepindahannya tersebut dikarenakan sang Ayah yang
meninggal dan Ibunya harus terus menjalani kehidupan agar bisa bertahan hidup.
Di lingkungan rumahnya, dia bertemu dengan gadis bernama Hannah (Odeya Rush).
Seorang gadis menyenangkan yang hidup terkekang karena ayahnya yang protektif. Hingga
pada suatu malam, Zach mendengar suara teriakan minta tolong dari Hannah.
Zach
langsung menelepon polisi untuk mendatangi rumah tetangga barunya itu. Polisi
tak menemukan apapun dari apa yang dilaporkan oleh Zach. Merasa tak puas, Zach
menyelinap sendiri ke rumah Hannah. Di sana, dia bertemu dengan Hannah dan
menemukan tumpukan buku yang terkunci. Tak sengaja, Zach menjatuhkan buku
tersebut dan ternyata sesosok monster keluar dari buku tersebut. Ternyata, buku
tersebut adalah buku tulisan milik R.L. Stine (Jack Black), ayah Hannah.
Keputusan
yang menarik dilakukan oleh Rob Letterman untuk tidak berusaha mengadaptasi
salah satu cerita dari buku Goosebumps.
Memiliki resiko besar dengan bagaimana mengolah cerita di dalam film Goosebumps ini agar bisa menghadirkan
sesuatu yang tak asal dan sama menariknya dengan karya-karya legendaris dari
R.L. Stine. Memutuskan untuk menjadikan film Goosebumps menjadi sebuah film penuh dengan tribut dan nostalgia
ini memang bisa menjadi senjata ampuh atau malah menjadi bumerang dari filmnya.
Nyatanya,
film Goosebumps menjadi sebuah film
fantasi keluarga yang bisa merangkul segala jenis usia yang ingin mendapatkan
sensasi menonton yang menyenangkan. Goosebumps
menyajikan cerita-cerita misteri dan makhluk-makhluk menyeramkan yang dibuat
oleh R.L. Stine dengan pendekatan yang lebih kid-friendly. Sehingga,
makhluk-makhluk menyeramkan tersebut bisa dikenalkan kembali kepada anak-anak
di era millenium agar Goosebumps bisa
menjadi sebuah kapsul waktu di berbagai zaman.
Rob
Letterman kali ini berhasil berkolaborasi dengan Jack Black. Setelah sebelumnya
sempat gagal lewat Gullivers Travels,
Goosebumps ini berhasil menjadi titik
balik dari rekam jejak Rob Letterman sebagai sutradara. Rob Letterman berhasil
menyajikan sebuah film fantasi petualangan yang mengasyikkan. Meskipun belum
dalam taraf luar biasa, setidaknya Goosebumps
berhasil menjadi sebuah karya yang menonjol dan bisa menghibur penontonnya.
Komedi
dan suasana kekeluargaan yang diusung di dalam film Goosebumps ini memang bisa menjadi kekuatan di dalam filmnya.
Komedi yang tak terlalu slapstick,
membuat Goosebumps bisa menjadi
sajian yang menghibur. Meski ada beberapa formula bahan tawa yang usang di
dalam filmnya yang beberapa kali tak tampil menghibur, tetapi naskah Darren
Lenke tak terlalu banyak memberikan sorotan. Dia menyelipkan beberapa referensi
bahan guyonan lewat beberapa kultur pop dan referensi horor ke dalam film
arahan Rob Letterman. Sehingga, banyak sekali poin yang mengundang tawa
penontonnya.
Pun,
suasana film Goosebumps yang berhasil
menghadirkan nuansa gaya lama ala serial televisinya. Nuansa misteri tetapi
tetap dikemas secara menyenangkan yang tampil begitu kental di dalam filmnya. Juga,
Rob Letterman tak melupakan bagaimana tujuan dari karya R.L. Stine sebagai
karya yang legendaris dan hal tersebut mampu tampil di dalam film arahannya. Sehingga,
penonton yang pernah ada di era itu bisa merasakan kembali apa yang mereka
rindukan.
Jelas,
Goosebumps adalah sebuah kuda hitam
dari beberapa pihak yang merasa pernah menyudutkan bahkan memandang sebelah
mata film adaptasi ini. Film arahan dari Rob Letterman ini berhasil menyajikan
kembali suasana nostalgia dan tribut terhadap karya dari R.L. Stine yang
legendaris ini. Meskipun tanpa mengadaptasi salah satu cerita dari bukunya
sebagai sumber. Goosebumps adalah
sebuah film fantasi petualangan keluarga yang menyenangkan dan dapat merangkul
segala jenis usia. Baik yang pernah tumbuh dengan R.L. Stine, maupun yang
tidak.
No comments:
Post a Comment