Mengangkat kisah inspiratif seorang tokoh bisa menjadi ke dalam sebuah
film layar lebar menjadi tren di kalangan industri perfilman Indonesia. Sebuah
biopik dari berbagai kalangan mulai dari seorang yang terpandang dan penting
bagi negara hingga seorang yang sukses dalam karirnya mulai dari nol. Kisah
inspiratif itu pun selalu dengan mudah menarik minat penontonnya untuk
berbondong-bondong pergi ke bioskop untuk menontonnya.
MD Pictures kembali hadir mewarnai genre ini dengan biopik baru dari
sosok terkenal, Merry Riana. Nama ini akan orang-orang jumpai lewat bukunya
berjudul Manusia Sejuta Dolar di toko buku terdekat. Ya, sosok ini sudah
terkenal lewat buku-buku motivasinya yang ditulis oleh Alberthiene Endah yang
berdasarkan dari kisah nyata dari Merry Riana. Digawangi oleh Hestu Saputra,
Merry Riana pun diangkat menjadi sebuah cerita gambar bergerak untuk
menginspirasi penontonnya.
Dikarenakan sebuah kerusuhan yang terjadi saat reformasi, Merry Riana
(Chelsea Islan) dan keluarganya harus meninggalkan negara Indonesia. Naas,
dalam perjalanannya keluarga Merry Riana diserang oleh para perusuh yang
mengambil uang mereka. Merry Riana pun diterbangkan ke Singapura untuk bertemu
dengan saudaranya, sendirian. Ketika sampai di sana, saudaranya pun hilang
karena bangkrut.Merry Riana yang sendirian di kota Singapura pun menginap di
asrama temannya, Irene (Kymberly Rider).
Tetapi tak berlangsung lama, karena peraturan di dalam asrama Irene
melarang adanya orang lain di dalam kamarnya kecuali orang tersebut akan
mengikuti tes masuk kuliah. Irene pun memaksa Merry untuk ikut tes masuk
kuliah. Setelah berhasil masuk, problem berikutnya yaitu Merry harus membayar
40.000 dolar untuk membiayai kuliahnya. Alva (Dion Wiyoko) menjadi penjamin
kehidupan Merry Riana di Singapura karena Merry meminjam uang dari universitas
dengan atas namanya.
Sudah cukup banyak film-film di Indonesia yang menjadikan kisah sukses
kehidupan seseorang sebagai nilai lebih di dalam sebuah film. Sebut saja
Habibie & Ainun, 3 Nafas Likas, Soekarno, dan Sepatu Dahlan adalah beberapa
judul yang memiliki genre serupa dengan film terbaru milik MD Pictures ini. Tak
masalah jika film dengan tema serupa itu digarap serius untuk menginspirasi
penontonnya dengan adegan-adegan yang menyentuh.
Sayang, beberapa judul pun hanya mengumbar embel-embel ?terinspirasi
kisah nyata? tanpa memberikan keseimbangan dengan hasil akhirnya. Merry Riana :
Manusia Sejuta Dolar menjadi salah satu film dengan tema biopik yang memiliki
kesalahan dalam menginspirasi penontonnya. Merry Riana : Manusia Sejuta Dolar
pun hanya mencuil sedikit bagian dari kisah Merry Riana yang katanya
menginspirasi banyak orang di Indonesia.
Tugas dari sebuah film biopik adalah untuk mengenalkan sosok yang
memiliki pamor lebih dan merangkumnya ke dalam 120 menit atau lebih. Penonton
yang hanya mengenal sosok Merry Riana lewat mulut ke mulut tentu menginginkan
jawaban dari sebuah pertanyaan ke benak mereka, ?Kenapa orang ini bisa sangat
terkenal dan inspiratif??. Pertanyaan besar ini pun sayangnya tidak berusaha
dijawab oleh Hestu Saputra lewat film terbarunya.
Merry Riana : Mimpi Sejuta Dolar tidak menunjukkan seberapa besar
perjuangan sosok Merry Riana untuk bertahan hidup di negara tetangga,
Singapura. MD Pictures terlihat ingin mengekor kesuksesan Habibie & Ainun
yang memiliki cerita cinta yang kental. Merry Riana : Mimpi Sejuta Dolar pun
putar balik dari sebuah kisah inspiratif menjadi sebuah kisah romansa pelik
antara Merry Riana, Irene, dan Alva dengan setting negara Singapura. Habibie
& Ainun memang memiliki sumber tentang kisah cinta mereka berdua. Saat hal
itu diterapkan ke film Merry Riana, hal itu terlihat salah.
Kejomplangan porsi antara cinta dan kisah perjalanan Merry Riana pun
jadi berbanding terbalik. Kisah inspiratif itu pun akhirnya hanya menjadi
landasan cerita yang semakin bertambahnya menit, semakin blur dan tidak bisa
berjalan seimbang dengan kisah cintanya. Jelas, Hestu Saputra melenceng jauh
dari konsep dasar untuk menjual Merry Riana : Manusia Sejuta Dolar sebagai film
kisah inspirasional bagi penontonnya. Pun, diperlemah lewat tidak adanya
akurasi setting waktu yang digunakan sebagai penggerak cerita.
Hestu mengaku bahwa Merry Riana : Manusia Sejuta Dolar adalah adaptasi
bebas dari kisah inspirasional sosok Merry Riana. Lubang besarnya adalah
penempatan kerusuhan tahun 1998 di awal film yang akhirnya membuat film ini
terkesan masih minimalisnya kinerja dari Hestu Saputra selaku sutradara. Borok besar
itu pun akan semakin menambah beban film ini sehingga tak ada kesan untuk
berusaha membuat production value dengan niat. Hanya menjual lansekap indah
Singapura yang sangat modern dengan latar setting tahun 1998.
Well, dengan banyaknya borok itu, Merry Riana pun masih memiliki
kekuatan di dalam kisah cinta antara Merry dan Alva. Beruntunglah, kisah cinta
yang masih enak diikuti itu pun tak lepas dari usaha dan ikatan kimia kuat
antara Chelsea Islan dan Dion Wiyoko yang mampu berlakon apik. Mereka berhasil
meyakinkan penonton sebagai sepasang kekasih yang saling melengkapi. Meski
dengan editing yang super berlebihan, efek slow motion yang dibuat-buat, musik
di setiap transisi adegan yang memekakkan telinga. Dan benar saja, Merry Riana
: Mimpi Sejuta Dolar diselamatkan oleh mereka berdua.
Merry Riana : Mimpi Sejuta Dolar memang akan gagal menjawab pertanyaan
besar tentang siapa itu Merry Riana, tetapi akan menyentuh penontonnya lewat
kisah cinta melodramatik yang kuat lewat chemistry pelakonnya. Merry Riana :
Mimpi Sejuta Dolar terkesan tidak adanya usaha keras Hestu Saputra sebagai
komando tertinggi di dalam pembuatan filmnya. Dengan kurangnya keakuratan di
latar waktunya, minimnya production value yang dibuat secara niat, Merry Riana
: Manusia Sejuta Dolar masih kurang berhasil menginspirasi penontonnya.
No comments:
Post a Comment